Semua pesanan 99% ana kerjakan sendiri disupport kru mesin yang duduk manis menunggu operator. Yang paling senior mesin jahit hitam butterfly, mesin ini hadiah dari ummi jadi mesin jadul. Di beberapa bagian catnya sdh mengelupas, kadang nyetrum.
Pendatang kedua, mesin obras pegasus bekas yang kami beli dari teman. Agak susah ana mengendalikannya, maklum trial and error. Ana belajar otodidak, agak susah cari guru jahit yg 'welcome'. Mesin ini dibeli dari stok uang yg tersisa sebelum Iedul Adha 1435H. Alhamdulillah.
Pendatang ketiga, mesin obras neci portable singer xxx754. Mesin bekas nih dibeli dengan pengorbanan zauji, ngambil ke malang ketemu dgn si penjual di terminal arjosari. Setelah dapat mesin ini,ana semangat buanget...qadarullah ana sakit tipes. Hanya dipandang, kapan ya bisa diutak-atik. Yang ini dibeli dari hasil panen setelah H2C (harap harap cemas) Desember 2014. Alhamdulillah.
Sebelum pendatang keempat, ana pusing memutuskan jadi beli gak ya? Butuh atau cuma pengin? Akhirnya Mei 2015 datanglah mesin jahit portable janome indigo 18. Kalau yang ini dibeli dengan menguatkan tekad, tentu bayar pake uang.xixi...
Bismillah, semoga tidak diperbudak urusan dunia. Urusan jahit menjahit, ana pilah pilih mana yang sesuai syariat. Afwan, jika ada yg request model gini gitu tapi ana tolak.
Nih workshop kami, tembok rumah asli belum dipoles
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan antunna tulis komentar, pertanyaan dan saran di sini.